Kosmetik,
bagi kaum wanita, telah menjadi bagian hidup kesehariannya. Kosmetik mereka
pakai untuk mempercantik diri dan merawat kecantikan itu agar tak lekas pudar.
Tak jarang, berbagai produk dicoba demi mencapai tujuannya meski terkadang
mereka abai terhadap bahan baku kosmetik itu sendiri.Bagi Muslimah tentu tak
hanya fungsi kosmetik yang mesti mereka pikirkan. Namun, wanita Muslimah juga
harus memperhatikan kehalalan bahan baku kosmetik yang mereka gunakan.
Pasalnya, semakin maju teknologi semakin banyak pula alternatif bahan baku
kosmetik yang digunakan. Ambil contoh, sodium heparin. Ia adalah mukopolisarida
tersulfatasi yang banyak terdapat dalam jaringan mamalia. Bahan itu memiliki
sejumlah fungsi, di antaranya adalah antiinflamasi, pengaturan lipid darah,
maupun antitrombosis. Tak ayal jika bahan ini digunakan secara luas dalam
terapi klinis. Keterangan lain dinyatakan oleh Staf Pengajar Teknologi Pangan
dan Gizi, IPB, Anton Apriyantono, sodium heparin bisanya juga digunakan sebagai
salah satu obat yang diperlukan untuk mencegah penggumpalan darah. Karena itu,
sodium heparin banyak digunakan sebagai terapi pada penderita dengan serangan
jantung. Namun, yang harus diperhatikan adalah bahwa sumber pembuatan sodium
heparin terbuat dari Babi. ''Namun karena biasanya obat-obatan yang berkaitan
dengan pengobatan jantung selalu dengan resep dokter, maka konsumen Muslim bisa
meminta kepada dokter resep obat yang tidak mengandung sodium heparin,'' kata
pria yang kini menjadi dosen tamu Program Food Science and Technology di
National University of Singapore ini. Seperti dilansir situs Jurnal Halal MUI,
penggunaan sodium heparin juga mulai bergeser pada dunia kosmetik. Karena bahan
ini memiliki efek perawatan pada kulit, memperbaiki sirkulasi dan meningkatkan
suplai gizi serta meningkatkan ekskresi sisa metabolisme. Dalam dunia kosmetik,
sodium heparin merupakan salah satu bahan dalam pembuatan cream untuk nutrisi
kulit, cream untuk sekitar mata, produk-produk anti acne atau jerawat dan juga
hair tonic. Hal yang mesti dicermati, khususnya bagi Muslimah, adalah asal usul
sodium heparin itu sendiri.
Sodium heparin yang telah
diproduksi secara komersial ternyata berasal dari jaringan mukosa (permukaan
bagian dalam usus) babi. Produk ini memang banyak diproduksi di Cina, kemudian
diekspor terutama ke Amerika Serikat dan Eropa. Meski demikian, konsumen Muslim
harus waspada dengan produk kosmetik impor yang mengandung bahan sodium
heparin. Bahan lain yang patut dicermati dalam pembuatan kosmetik adalah
plasenta. Plasenta atau ari-ari ini merupakan organ manusia yang berfungsi
sebagai media nutrisi untuk embrio yang ada dalam kandungan. Ia memiliki bobot
seberat 600 gram berdiameter 16-18 cm, dan mengandung 200 ml darah yang mengisi
jaringan seperti spon. Selama berfungsi sebagai sumber kehidupan, embrio
plasenta kaya akan kandungan darah dan juga protein seperti albumin, hormon
seperti estrogen dan substansi lain seperti asam deoxy ribonukleat dan asam
ribonukleat. Semula plasenta memang digunakan dalam bidang farmasi, karena
organ ini memiliki fungsi yang luas. Di antaranya adalah untuk menyembuhkan
cacar bawaan, terapi kanker, kehilangan protein akut melalui luka bakar,
infeksi bakteri yang berulang dan serius serta menginitis. Dalam pembuatan
kosmetik, ekstrak plasenta merupakan sumber protein biologis yang bisa berasal
dari hewan maupun manusia. Biasanya ia menjadi bahan baku krem regenerasi untuk
memperbaiki elastisitas kulit dan mencegah degenerasi sel. Dengan demikian,
plasenta diaplikasikan sebagai faktor eksogenik untuk menstimulir regenerasi
sel, sehingga menghasilkan fungsi kulit yang diingin kan, yaitu kulit muda
belia. Produk-produk yang juga mengandung ekstrak plasenta yang ditemukan di
pasar antara lain sabun mandi, lotion, perawatan kulit, dan juga bedak. Kosemtika
itu dijual bebas dengan harga yang cukup mahal. Misalnya saja untuk lotion yang
hanya berisi enam ampul dijual dengan harga Rp 60.000 per bungkus. Harga ini
sangat bervariasi di berbagai tempat penjualan. Seiring dengan kebutuhan
masyarakat untuk mendapatkan kulit yang cantik dan menawan, produk-produk
berplasenta akan semakin digemari. Harga mahal tidak terlalu masalah. Tetapi
tanpa informasi yang memadai kepada konsumen, tidak menutup kemungkinan
masyarakat akan terjebak kepada produk-produk yang sebenarnya najis dan
dilarang agama. Preparat kosmetik yang menggunakan plasenta atau turunannya
tidak jelas sumber plasenta yang digunakan, apakah berasal dari plasenta
manusia atau hewan. Keduanya memiliki permasalahan yang sama ditinjau dari
sudut kehalalan.Ditinjau dari sudut farmasi dan kosmetik, plasenta mungkin
memiliki khasiat-khasiat yang signifikan. Tetapi, apapun khasiatnya, kalau
bahan itu tidak halal tetap saja haram. Lepas dari manfaat dan mudhorot, dasar
pijakan umat Islam adalah halal dan haram.
Di Kutip dari REPUBLIKA -
EmoticonEmoticon